Kamis, 16 Desember 2010

teknologi terbaru (gerakan mata bisa operasikan ponsel)


PERANGKAT purwarupa hasil kreasi operator ponsel asal Jepang, menemukan teknologi terbaru penggunaan ponsel hanya dengan menggerakan mata. Penggunanya dapat menelepon dan menerima panggilan dan memutar musik di ponsel, engan gerakan mata.
NTT  DoCoMo, perusahaan penge-mbang perangkat ini, dilengkapi elektroda khusus yang ditempelkan pada seperangkat earphones.Elektroda ini berfungsi untuk menangkap gerakan mata. Elektroda earphone bisa membaca perubahan arus listrik yang dinamakan electrooculogram.
Ponsel yang diciptakan NTT DoCoMo dirancang untuk menerjemahkan informasi tersebut dan mengubahnya ke dalam bentuk perintah. Dengan cara kerja seperti itu, penggunabisa menelepon atau menerima panggilan  hanya dengan me-nggerakkan mata mereka ke kiri dan kanan.
“Mata menyimpan potensi arus listrik, yaitu arus positif pada kornea, dan arus negatif pada retina. Perubahan potensi arus listrik ini bergantung pada pergerakan bola mata. Sistem ini bekerja, bahkan meski mata pengguna dalam keadaan tertutup,” kata juru bicara NTT DoCoMo , seperti dikutip dari Telegrap.
Begitu pula halnya dengan memutar musik. File musik yang tersimpan dalam ponsel dapat dimainkan atau diberhentikan menggunakan gerakan bola mata. Dalam presentasinya di ajang Mobile World Congress 2010 di Barcelona, juru bicara NTT DoCoMo mempraktekkan cara kerja perangkat ini.
Saat bola mata bergerak ke kanan, pemutar musik akan memainkan lagu sebelumnya. Ketika bola mata bergerak ke kanan berulang kali, ponsel akan meloncat ke lagu berikutnya. Sementara itu, volume suara dapat dikeraskan atau dikecilkan dengan menggerakkan bola mata ke atas dan bawah.
NTT DoCoMo menyebutkan, sistem tersebut hanyalah sebuah contoh, namun cukup memberikan pandangan mengenai kemungkinan ponsel seperti itu dapat digunakan pada beberapa tahun ke depan.
“Di masa depan mungkin saja gadget hanya tinggal dioperasikan dengan gerakan tubuh, termasuk gerakan bola mata,” ujarnya. (int/new)

about MAN 3 malang untuk kedepan..

maaf sebelumnya mungkin saya lebih menjurus ke kritik...
bapak ibu guru man 3 malang saya sebagai salah satu murid man ingin menegaskan bahwa tolong dong peraturan" nya jangan terlalu ketat, kapan murid mau bisa berkembang lebih luas jika kami di batas batasi. berkaitan dengan ujian baru baru ini saya minta tlong hasil ujian nya jangan pakek scaner karna kami merasa di rugikan padahal kami mersa yakin ats jawaban" itu. alhasil nilai kami jelek pdahal saya sempet mengkoreksi ulang hasil saya tapi hasilnya beda malah lebih bagus.. percuma kalo murid"nya di suruh belajar getun getun tapi al hasil kita percaya dengan alat sialan itu, dan itu juga menambah kerjaan bapak ibu gurukan karna murid"nya remidi  yg di sebabkan karena alat sialan itu. saya selaku murid man 3 malang mengaku tidak puas ......

hasil ujian yang ancurrr...

ya tepat pada tanggal 10 desember 2010 saya mengikuti ujian TIK..
saya hanya belajar TIK pada waktu istrhat setelah ujian basdon, entak knpa pas waktu bel berbunyi menandaka waktu ujian akan di mulai saya sudah mulai merasa tidak enak. Sambil saya menunggu siapakah pengawas yg kali ini mengawas di ruang saya??? dan jawabannya adalah BU REFTRI ya konon katanya bu reftri adlah salah satu guru yg tersohor di MAN 3 MALANG. setelah soal di bagikan, di saat itulah saya sudah mulai kalang kabut karna tidak tau apa apa..... dan di saat itu saya pasrah...

setelah beberapa hari kemudian saya di beritahu teman" bahwa saya remidi TIK... pada saat itu saya cuman bisa tertawa kecil...

 dan harapan saya mudah"an semester depan saya tiak harus remidi TIK dan semua mata pelajaran..

Rabu, 20 Oktober 2010

band indie di malang

ini dia salah satu komunitas band indie di malang.....

komunitas band indie

Komunitas Band Indie Pemusik Tidak Hanya Main Musik

Kreativitas anak muda sekarang sudah terhitung cukup pesat. Hal ini terlihat dari munculnya beragam hasil kreativitas anak muda yang tertuang dalam berbagai karya. Salah satunya dengan munculnya beragam Band Indie terutama yang saat ini banyak terdapat di Kota Solo.
Saat ini sudah ada lebih dari 15 Band Indie digawangi oleh anak-anak muda Solo. Melihat pesatnya perkembangan minat akan musik yang dimiliki oleh anak muda, membuat sekumpulan anak Band Indie tersebut menelurkan sebuah ide untuk membuat sebuah wadah untuk menaungi kegiatan yang mereka lakukan. Wadah yang mereka bentuk tersebut bernama Ngarsopuro Centre (NC).
Bentuk kegiatan dari NC sendiri adalah membuat sebuah acara dengan mengundang semua band baik yang telah tergabung menjadi anggota maupun belum, mengadakan kerja sama dengan semua pihak seperti kampus dan event organisir (EO) dan menyediakan berbagai macam info mengenai Band Indie.
“NC dibentuk pada 1,5 tahun yang lalu tepatnya seminggu sebelum puasa tahun 2008, silam. Ini merupakan ide dari teman-teman band yang memang sedang kumpul bareng dan ingin menciptakan sebuah wadah untuk mengumpulkan dan meningkatkan kemampuan mereka semua dalam berbagai bidang selain musik,” papar Muh Nur Fitriansyah, Koordinator NC kepada Joglosemar, Jumat (19/2).
Tujuan dari dibentuknya komunitas ini untuk mengajarkan kepada para anggotanya agar dapat membuat sebuah acara. “Kami memiliki konsep yakni anak-anak yang tergabung dalam komunitas musik itu tidak hanya dapat main musik tetapi juga harus bisa membuat suatu acara musik. Selain itu, juga untuk menanamkan kreativitas seni dalam bentuk acara,” terang pria yang akrab disapa Aan ini.
Beragam
Karena memang diperuntukkan bagi semua Band Indie yang ada di Solo, maka band yang tergabung dalam NC ini beragam. “Anggota kami berasal dari berbagai aliran musik seperti Ska, Melodik, Screamo, Pop dan Hardkore. Saat ini, ada kurang lebih 15 band yang menjadi anggota kami. Ini semua sesuai dengan latar belakang kami yang memang ingin menyatukan semua genre musik yang ada di Solo,” tambah Bagas Purwo Yulianto.
Pada awal mula berdirinya NC bernama Ngapeman Corner, namun sebulan yang lalu nama tersebut diganti. “Dulunya kami bernama Ngapeman Ceorner kemudian diganti dengan NC alasannya pertama untuk mencari suasana baru, nama NC lebih fleksibel dan letak Ngarsopuro ini lebih strategis,” terang Aan.
Komunitas ini juga sangat welcome dengan band-band lain yang ingin bergabung dengan mereka. “Kami sangat senang dan menyambut baik jika ada band baru yang ingin bergabung dengan kami. Jika ingin bergabung tinggal datang saja ke sekretariat kami yang berada di Jalan KH Hasyim Ashari No 29, Kauman, Solo.” (Rani Setianingrum)
 

kuri kuri

Dengan modal keinginan yang sama khususnya di bidang musik,F.X Charlie Gustaf,Dominicus Octariano,Krismawan,Agus Sudyahya dan Erwin Tanaya pada tanggal 01 Frebruari 2006 mendirikan sebuah band yang diberi nama cukup unik “KURI-KURI“,Memiliki sejarah tersendiri. De pertengahan tahun 1998 keempat personil ini berniat untuk membentuk sebuah band sekolah yang mana semua anggotanya berasal dari satu SMU yaitu SMUK KESUMA Cakranegara.
Singkat cerita dipertengahan tahun 1999 bersamaan dengan kelulusan mereka,akhirnya band ini harus bubar. Namun karena kesamaan misi & visi dalam hal hobby dan mengembangkan kreativitas diri,bersamaan dengan rampungnya menyelesaikan study masing-masing,akhirnya mereka berkomitmen untuk mendirikan kembali band.
“KURI-KURI” sendiri meiliki filosofi : Walaupun personelnya hanya berempat dan memainkan tiga instrumen,tapi mereka dapat meberikan suguhan dan aksi panggung yang sangat maksimal. Kemampuan mengadopsi tekhnologi dan kemampuan bermusikalitas yang tinggi membuat band ini menjadi solid dab berkualitas.
Kehadiran mereka diblantika musik Indonesia awalnya tidak langsung bersinar brgitu saja,padahal kalau dilihat dari penampilan,kemampuan dan pengalaman-nya,mereka dapat dikategorikan sebuah group band yang harus diperhitungkan kehadirannya.

Ada angin,publik mulai memperhitungkan musik “KURI-KURI”,Di awali dari sebuah album kompilasi bersama band-band indie Lombok yang lain produksi LOMBOK HARDCORE RECORD yang bertitelkan LOMBOK ROCKTIMES mereka mulai unjuk kebolehan dalam memperkenalkan hasil karya mereka. Sekarang mereka sedang sibuk mempersiapkan album pertama!! Jadi kita tunggu saja kejutan berikutnya dari KURI-KURI.

ninen folds

NineFolds, band Punk Rock Melodic berasal dari Bali, Terbentuk pada 13 Februari 2004. Dalam perjalanan karirnya sempat mengalami beberapa pergantian personel dikarenakan kesibukan para personel terdahulunya, hingga terbentuk formasi Ninefolds yang terbaru antara lain, Dodol(Vocal, Guitar), Jhoneddy (Lead Guitar, Vocal), Yusak (Bass, Back Vocal), dan Ade (Drums).
Pada tahun 2005, 1 lagu NineFolds ikut dalam sebuah kompilasi di Bali dengan penyebaran album secara nasional yang bejudul ROCK AFTER SCHOOL, dan singel Life Failed-lah dipilih untuk ikut serta dalam kompilasi yang di Release oleh Pets Looser Records ini.
Dengan modal kompilasi RAS tadi, tanpa ragu ditahun 2005 itu juga NineFolds berhasil mengeluarkan  debut Album pertamanya yang berjudul INTRO yang berisikan 11 lagu.
Tak berhenti sampai disitu, pada tahun 2007 Pets Looser Record kembali merilis sebuah Split album bagi NineFolds dan Brigade 07 (Malang), split album yang berisikan 12 lagu (6 Lagu 9F, 6 Lagu B07) diberi judul FRIENDSHIP FOREVER.
Saat ini NineFolds dalam rangkaian promo untuk memperkenalkan lagu-lagu baru mereka yang jika tidak ada halangan akan dikemas dalam sebuah album pada pertengahan akhir tahun 2009.

lombok rocktimes

Kompilasi pertama Lombok HardCore Records yang berisikan 9 band Punk/Hardcore lokal Lombok. Sound yang cukup bagus buat kompilasi band indie di lombok. Pertama pendengar akan dihajar oleh cadasnya Hardcore ala “DAMAGE MACHINE” (yang nyerempet-nyerempet LAMB OF GOD) kemudian ada “BARANG BUKTI KEJAHATAN” street punk yang meneriakkan politik sosial,”PANCAKE” vokal yang billy joe amstrong banget ditambah hentakan keras ala NOFX jadi apa ya….????
Selanjutnya di track 4 “BAD BUNNY” (punk,poppunk,experimental lil bit EMO maybe?) saia gak bisa deskripsikan kayak apa!!! tipikal pop punk jaman sekarang looks like F.O.B hehehehehe…..Lanjut,mari junjung tinggi kebersamaan dan habiskan isi kaleng beer kalian “THE KWAN” mataram oi punks,musik mereka yang ceria bikin semangat…..ceerrrssss!!!!!!!
Terus ada “KENAKALANREMAJA” garage rock n roll??? i dont know,just listen and move your body!! next “THE BAD BLACK”3 orang personil pecahan dari band FUNKY SCRABS yang pindah aliran goes to punkrock, DAMM ITS SO COOL…!!! Dilanjutkan lagi “KURI-KURI” emotional pop punk rawk,sound’s like SIMPLE PLAN, ALLAMERICAN REJECTS banget.

N yang terakhir ada “CHOCOLATE LOVER” tipikal band ABG jamansekarang….mmm…..kayak-kayak BLINK-182 gitu deh.. LAST, semuanya Ok, mungkin masalah sound yang mesti diperhatiin…..N…..konsep cover art-nya aja. Temen-temen mungkin sudah pernah liat cover DVD dokumenter AMERICAN HC? sangat disayangkan karena keliatannya copy cat banget…..its ok lah!!!!



Rabu, 13 Oktober 2010

bisnis sampingan band indie

anak anak band indie juga banyak loh yg buka bisnis sampingan. rata rat mereka buka bisnis distro dan lailn lain.....

CONTOHNYA...

Meskipun berada di Jalan Dipatiukur yang notabene lingkungan mahasiswa, ternyata nggak menjamin pembeli Helter juga dari kalangan mahasiswa. Sekitar 60-70 persen penggemarnya siswa SMA bahkan diantaranya ada siswa SMP.

Kalo yang ini band indie yang menjamur di luar negrii

ni dia band indie yg menjamur di indonesia..

band dia band yg namanya sore...
gila lagunya kern keren abiss...


 kalo yg ini band the SIGIT

dan masih banyak lagii

Rabu, 29 September 2010

tantangan music indie

Ada beberapa tantangan nyata bagi musik Indie. Pertama adalah komoditifikasi indie. Banyak perusahan laba, menangkap booming indie dan sekedar memanfaatkannya sebagai alat promosi. Tak ada salahnya untuk sekedar bekerja sama, selama prinsip-prinsip indie tetap di tampilkan dalam setiap event. Menjadi salah jika prinsip-prinsip itu tak lagi diperhatikan.
Contoh kasus sering muncul acara-acara seperti festival musik indie. Padahal menurut hemat penulis, musik indie muncul bukan untuk diperlombakan. Karena ketika dia perlombakan akan ada pembatasan-pembatasan dalam berekspresi, akhirnya kesubjektifan tim penilai yang menjadi penentunya.
Seharusnya penentu utama dalam musik indie adalah para musisi itu sendiri. Hal tadi sesuai dengan semangat Do It Yourself, yang dikibarkan oleh flower generation. Bentuk event yang seharusnya di lakukan adalah bentuk-bentuk pagelaran musik, tanpa nuansa kompetisi. Event yang dicreate dengan semangat kolektif dan berbasiskan kerjasama antar komunitas-lah, yang seharusnya dibuat oleh para pelaku musik indie. Event seperti ini bisa menjadi ajang promosi karya band-band indie.
Tantangan yang kedua adalah kekonsisitenan dalam memunculkan budaya tandingan (counter culture). Sejarah musik selalu diwarnai dengan benturan-benturan antara budaya mainstream dan budaya tandingan. Indie sendiri adalah sikap atau idealisme yang sangat identik dengan budaya tandingan. Menjadi sangat di sayangkan jika produk-produk musik yang berasal (atau mengaku) dari dunia indie, menjadi serupa dengan produk budaya mainstream.
Saat ini kita dihadirkan band pop menye-menye ala ST 12, Kangen Band dkk. Sebaiknya mereka yang memilih musik indie (sebagai jalur bermusik), menghasilkan produk yang berbeda dengan band-band mainstream tersebut. Sehingga bukan hanya jalur indie yang membedakan, tapi hasil karya juga membedakannya.
Yang harus diwaspadai adalah munculnya generasi baru, dengan cekokan lirik ‘cinta melulu’ ala band pop menye-menye. Sangat di sayangkan jika generasi ini, menjadi terpisahkan dengan realitas-realitas sosial di sekitarnya. Bukankah aneh jika jalur indie yang pada pembangunannya tidak terlepas dari konstruksi-konstruksi sosial di sekitarnya, malah makin menjauh dari realitas sosial.
Kunci kesuksesan band-band di era 70an adalah nalar eksplorasi musik yang tinggi, sehingga bisa menciptakan berbagai genre. Selain itu mereka mampu meramu lirik, yang berasal dari pengalaman pribadi dan konteks-konteks sosial di sekitarnya. Sebaiknya tradisi-tradisi untuk berempati, peduli, berkolektif dan sederet budaya positif lainnya harus direkam dalam lirik-lirik musik Indie. Semangat menciptakan atau mengeksplorasi hal-hal baru dalam bermusik, juga harus dipelihara oleh musisi-musisi indie. Sehingga generasi yang kelak muncul, sudah terbiasa dengan tawaran-tawaran alternatif dalam bermusik sejak dini.
Kedua tantangan tadi yang harus terus menerus dijawab oleh musisi indie pada masa kini. Sehingga semangat memunculkan budaya tandingan (counter culture), yang merupakan basis utama pembentukan jalur Indie tetap terjaga. Akhirul Kallam, Support Your Local Indie Movement…!!!

sejarah band indie di indonesia???

Musisi Indonesia, banyak mengadopsi budaya barat dalam berkarya. Sebagai negara bagian dunia ketiga, kita memiliki banyak ketertinggalan dalam soal ekonomi dibanding dengan negara-negara maju. Akhirnya musik kelas bawah di belahan utara bumi, diadaptasi oleh kelas menengah di Indonesia. Karena kelas menengah memiliki kesempatan lebih untuk mengintip perkembangan dunia musik luar negeri ketika itu.
Tak heran presiden Soekarno kala itu pernah memenjarakan Koes Ploes, karena musiknya dituduh identik dengan budaya kapitalisme internasional. Soekarno dengan padangan politiknya melihat musik Koes Ploes, bukan hal yang penting bagi kelas bawah di Indonesia. Koes Plues juga tak salah jika mengadaptasi musik yang menurut mereka mengekspresikan kebebasan.
Pada tahun 70an perkembangan musik di belahan utara bumi melaju cepat, memacu juga perkembangan musik di tanah air. Guruh Gipsy, Gang Pegangsaan, Good Bless, Giant Step, Super Kid, The Rollies, dll adalah sederet nama yang bisa disebut sebagai peletak fondasi musik Indonesia pada masa kontemporer. Secara musikalitas mereka adalah maestro-maestro dunia musik Indonesia. Mereka juga mempopulerkan semangat kemerdekaan (baca indie), dalam berkarya. Walau pada jaman itu belum ada manajeman musik yang cukup bagus, tapi dengan pengalaman seadanya mereka mulai bekerja sama membangun jaringan. Hal itu dilakukan guna meluaskan musik mereka. Tercatat pula majalah Aktuil, banyak membantu perkembangan musik pada masa 70an. Melalui tulisan dan peran aktif individu-individu di dalamnya, Aktuil mempromosikan band-band pada jaman itu.
Tetapi isu-isu sosial belum dianggap penting, untuk dibicarakan dalam lirik-lirik mereka. Kalopun ada, belum menjadi sesuatu yang dominan. Bahkan beberapa grup band (utamanya rock), masih suka memainkan karya-karya band luar negri. Ekspresi kemerdekaan akhirnya hanya menjadi penghias keseharian, gaya hidup bebas ala musisi rock pun menjadi pilihan mereka.
Pada periode 1990an, perkembangan musik underground semakin pesat. Booming Sepultura dan Metalica, menginfluence anak-anak muda Indonesia. Berhadapan dengan industri mainstream yang didominasi oleh rock melayu, artis wanita dll, maka jalur underground-lah yang dipilih. Dengan berbasiskan komunitas serta mengandalkan fanzine (bulletin-buletin), budaya underground semakin meluas. Dimulailah pembangunan secene-scene musik alternative, di masa itu.
Kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Malang dan Jogjakarta, menjadi tempat berkembangnya komunitas-komunitas underground. Pada massa itu musik metal menjadi sebuah suguhan altenatif. Selain itu banyak band, mulai berani berekspresi dengan menempatkan isu-isu sosial dalam lirik-liriknya.
PAS band memulai tradisi merilis album secara indie. Album mereka, “from toght with S.A.P” terjual lebih dari 5000 copy. Selanjutnya banyak band metal dan rock lain, memakai metode indie. Tercatat nama-nama seperti Pupen, Koil, Burger Kill, Rotten to The cure dll di masa-masa awal, perkembangan musik Indie kontemporer Indonesia.
Ada sekian banyak album, termasuk album-album kompilasi yang dirilis bersama oleh band-band pada jaman itu. Mereka terbantukan dengan pembangunan komunitas-komunitas musik. Begitu juga dengan fanzine (bulletin), yang berfungsi untuk mempromosikan hasil karya mereka. Panggung-panggung kecil juga kerap digelar di kafe-kafe. Hal ini selaras dengan pembangunan industri kreatif kaum muda lainnya, seperti clothing dan distro.
Istilah Indie, baru populer di pertengahan tahun 1990an. Awalnya Indonesia lebih mengenal istilah underground bagi musik yang ‘lari’ dari trend budaya mainstream. Perkembangan musik luar yang menghasilkan beberapa varian-varian baru seperti grunge, brit pop, hip-hop, melodic punk dll. Hal ini menyeret anak-anak muda Indonesia pada sekian banyak pilihan bermusik. Selanjutnya di kota-kota besar, banyak bermunculan band-band serta komunitas-komunitas dengan varian musik yang beragam. Sejak saat itu istilah underground mulai digantikan dengan istilah Indie. Mungkin istilah underground, dirasa terlalu identik dengan musik metal. Maka istilah indie dengan kesan yang lebih modern, mulai lazim di gunakan.
Pure Saturday, menjadi pionir band-band dengan aliran selain metal yang membuat album rekaman sendiri. Grup band ini tercatat mencetak album pertamanya pada tahun 1995, dengan tajuk ‘Not A Pup E.P’. Keberhasilan mencetak album ini lantas diikuti oleh sederet nama lain seperti Waiting Room, Pestol Aer, Toilet Sound dll.
Selanjutnya booming Indie semakin menjadi, ketika Moka (band Swing Pop asal Bandung) sukes menembus angka di atas 100.000 copy dalam penjualan kaset mereka. Keberhasilan Moka, turut membawa dampak bagi perkembangan musik indie. Selanjutnya deretan nama seperti Puppen, Shagy Dog, Superman Is Dead, Rocket Rockers, Superglad dll, mencuri perhatian para penikmat musik.
Bahkan beberapa nama di atas, mendapat kontrak dari label-label rekaman besar. Kontrak ini, sempat menjadi perdebatan di scene-scene Indie. Sebagian dari para scenester, menganggap hal ini sebagai pengkhianatan terhadap idealisme independent. Sebagian lagi menganggap ini, sebagai peluang memperkenalkan musik mereka secara massal.
Terlepas dari perdebatan-perdebatan tersebut, musik Indie tetap mendapatkan tempat di dunia musik Indonesia. Beberapa band seperti The S.I.G.I.T, The Upstairs, The Brandals, The Milo, Bangku Taman, Efek Rumah Kaca, Teenage Dead Star, Seek Six Sick, The Adams, White Shoes And The Couple Company, Goodnight Electric dll, mendapatkan tempatnya di hati para penikmat musik. Terakhir delapan album rilisan band dan label indie, masuk dalam jajaran 20 album terbaik versi Rolling Stone tahun 2008. Ini membuktikan bahwa kualitas musik band-band Indie di Indonesia sangat baik. Karena mampu bersaing dengan karya band dan label besar (baca : mainstream).
Bahkan dalam hal penyebaran karya, mereka sangat maju. Ketika industi musik mainstream berteriak soal bajakan, beberapa band Indie di Indonesia dengan bangga membagi-bagikan cd album mereka secara gratis. Metode yang bertolak belakang dengan keinginan para produser musik mainstream.
KOIL merilis album “Black Shines On”, membagikannya sebagai bonus majalah Rolling Stone Indonesia. Langkah ini diikuti oleh Naif dan Rosewood. Sebelumnya The Upstairs, melepas lagu mereka secara gratis lewat situs my Space. Langkah ini meniru band-band luar negeri (Radiohead, Coldplay dan Metalica).
Semangat-semangat perlawanan juga masih terdengar dalam lirik-lirik band indie di Indonesia. Terakhir kita dengar Efek Rumah Kaca yang lugas dalam merekam realitas sosial. Lagu ‘Di Udara’ misalnya, bercerita soal kematian Munir. Selanjutnya ada ‘Cinta Melulu’, yang mengkritik soal budaya latah musisi Indonesia dalam membuat lirik-lirik lagu cinta. Hits lainnya ‘Jalang’, mengkritik kebijakan UU Pornografi dan Pornoaksi.

apa sih band indie???

Industri musik indie muncul di Amerika, sejak tahun 1920an. Di masa itu ada beberapa label-label rekaman kecil, mencoba menandingi label-label besar. Sejarah musik selalu diwarnai oleh terobosan-terobosan baru, pada setiap jamannya. Terobosan-terobosan ini senantiasa berporos pada prinsip menghadirkan tawaran alternative/tandingan (musik dan budaya baru), terhadap budaya mainstream di setiap masanya.
Awal tahun 60an, Elvis Preasley berhasil menggemparkan dunia musik. Elvis sukses merubah paradigma bermusik di Amerika dengan musik rock ‘ rollnya (adaptasi musik blues dan jazz kulit hitam). Pada jaman itu juga, lorong-lorong bawah tanah stasiun kereta (subway) disulap menjadi panggung-panggung pertunjukan oleh para seniman-seniman di Paris, Perancis. (Ady Gembel, Underground Kita Berbeda, Apokalip Web Zine). Para seniman itu mencoba mendekatkan diri langsung dengan massa, menentang pola berkesenian elitis ala seniman mainstream. Bahkan puisi, teater, musik dan produk kesenian lainnya pada massa itu, sarat dengan nuansa kritis. Karena tempat pertunjukannya yang berada di bawah tanah, lahirlah istilah underground.
Perubahan di atas, harus dilihat selaras dengan fenomena sosial yang sedang terjadi. Tahun 50 sampai 60an, adalah masa pemulihan paska perang dunia II dan masa awal perang dingin. Krisis ekonomi menghinggapi hampir semua negara di dunia. Pengiritan sektor industri, menjadikan kelas-kelas pekerja makin jauh dari taraf kesejahteraan. Mendapatkan hiburan seperti opera dan pertunjukan musik klasik, adalah sebuah hal yang mustahil bagi kelas pekerja. Mau tak mau, mereka harus menciptakan alternatif-alternatif hiburannya sendiri. Fenomena underground di Paris, musik alternatif di Amerika (blues, jazz dan rock ‘n roll) serta skin head di Inggris, harus dilihat sebagai bentuk-bentuk alternatif dalam bermusik di jaman itu.